Publika Manado – Kasus siswa SMK berinisial RK (16) di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), yang meninggal dunia saat praktek kerja lapangan (PKL) atau magang di hotel masih menyisakan tanda tanya. Keluarga korban mengungkap adanya kejanggalan di balik kematian RK.
Diketahui, RK meninggal di hotel tempatnya PKL di Jalan Jendral Sudirman Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Manado, Minggu (15/9) sekitar pukul 14.30 Wita. Korban dilaporkan jatuh dari tangga darurat hotel hingga tewas.
Tante korban, Vera Laheba menilai kematian korban tidak wajar sebab terdapat luka lebam di tubuhnya. Pihak keluarga tidak percaya jika korban meninggal karena jatuh dari tangga.
“Pokoknya depe luka nda wajar sih, nda sama dengan jatuh (intinya lukanya tidak wajar),” ujar tante korban, Vera Laheba saat ditemui di rumah duka, Jumat (20/9/2024).
Menurut Vera, jika korban jatuh dari tangga maka akan mengalami patah tulang hingga luka di kepala. Namuan, korban hanya mengalami luka lebam di tubuhnya.
“Kalau jatuhkan pica kepala begitu, atau patah-patah tulang, badan tidak ada yang lecet cuman kepala (lebam),” katanya.
Dia pun mengungkap bahwa korban sempat curhat ke ibunya terkait kondisi yang dialami di hotel. Vera menuturkan korban mengaku mendapat ancaman dari temannya yang sama-sama magang di hotel.
“Semua dia ceritakan ke mamanya, sebelumnya kejadian ada pengancaman, sesama dorang pekerja teman-teman PKL,” bebernya.
Vera tidak menjelaskan bentuk ancaman yang dialami korban. Namun dia menduga korban yang bertugas sebagai koki saat magang salah membuat makanan hingga mendapat tekanan atau pengancaman.
“Mungkin salah beking (salah buat makanan), disuruh tapi salah beking (salah buat). Cuman dengar pa Depe mama sih (hanya curhatan dari ibunya),” katanya.
Keluarga Tunggu Hasil Autopsi
Vera mengungkapkan pihak keluarga kini menunggu hasil autopsi dari rumah sakit terkait luka di tubuh korban. Meski pihak kepolisian menyatakan korban meninggal karena jatuh dari tangga dilansir detksulsel.
“Hasil autopsi kan belum kaluar (keluar), jadi masih menunggu (hasil autopsi),” katanya.
Di sisi lain, dia mengaku tidak melihat secara langsung kondisi jasad korban. Pasalnya, saat tiba di rumah korban dalam peti dan sudah dipakaikan jaz.
“Cuman muka (wajah) no yang jelas (jelas terlihat), karena kan so pake (sudah pakai) celana, jaz,” bebernya.
Polisi Sebut Korban Jatuh dari Tangga
Kasi Humas Polresta Manado Ipda Agus Haryono mengatakan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Pihaknya pun kini menunggu hasil autopsi terkait luka lebam di tubuh korban.
“(Hasil pemeriksaan) belum ada dugaan kekerasan. Masih menunggu hasil autopsi untuk (memastikan) luka lebam,” ujar Ipda Agus Haryono saat konferensi pers, Kamis (19/9).
Agus menuturkan penyidik telah memeriksa CCTV hotel untuk mengungkap penyebab kematian korban. Sebelum kejadian, terlihat korban berada di lantai 2 hotel menuju tangga darurat.
“Pemeriksaan CCTV sudah dilakukan. Bersangkutan itu berada di lantai dua, terpantau, masuk di tangga darurat,” kata Agus.
Agus mengatakan di tangga darurat tidak terdapat CCTV. Namun saksi mengatakan bahwa korban memang sempat bergurau ingin berselancar di gagang tangga darurat tersebut.
“Korban menyampaikan kepada saksi ini bersangkutan akan berselancar di tangga darurat, dilarang oleh saksi. Saat ditegur, korban meluncur dan hilang keseimbangan dan jatuh,” terangnya.
Agus mengungkapkan bahwa posisi korban berada di tangga darurat lantai 2 hotel dengan tinggi sekitar 6 meter. Saat meluncur, korban kehilangan keseimbangan dan jatuh langsung ke lantai 1.
“Tangga itu berbentuk spiral, langsung jatuh dan terbentur pinggiran tangga. Jatuh sekitar 6 meter dan posisi (saat di lantai 1) terlentang,” pungkasnya. (Rdk)