Kredit Fiktif Capai Rp 275,2 Miliar, Ditreskrimsus Polda Kaltara Geledah Kantor Bank BPD Kaltimtara

Sabtu, 16 Agustus 2025

PUBLIKA TANJUNG SELOR – Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kaltara melakukan penggeledahan serentak di tiga lokasi kantor Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltimtara pada hari Jumat, 15 Agustus 2025.

Penggeledahan ini terkait dugaan kasus tindak pidana korupsi pemberian kredit fiktif yang menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 275,2 miliar.

Operasi yang dipimpin langsung oleh Dirkrimsus Polda Kaltara, Kombes Pol Dadan Wahyudi, S.I.K., S.H., M.Crim., berlangsung dari pukul 14.00 hingga 21.00 WITA.

Baca juga  Sertijab Irwasda dijabat Kombes Pol. Audy Alfrits Herman Manus.,Direktur Resnarkoba Polda Kaltara Dijabat Kombes Pol.Rony Try Prasetyo.

Tiga lokasi yang digeledah adalah Kantor Wilayah (Kanwil) BPD Kaltimtara di Kaltara, Kantor Cabang Tanjung Selor dan Kantor Cabang Nunukan.

Menurut Dirkrimsus, kasus ini berpusat pada pemberian 47 Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) untuk pengadaan barang atau jasa/proyek, yang diduga menggunakan jaminan berupa Surat Perintah Kerja (SPK) fiktif.

“Motifnya, pelaku mengajukan kredit fiktif, lalu menarik uangnya dari bank. Pengajuan kredit ini diduga berasal dari luar wilayah Kaltara,” jelasnya.

Baca juga  Kapolda Kaltara dan Ketua Bhayangkari Daerah Kaltara Berbagi Kasih dengan Anak-Anak Yayasan Santo Gabriel, Nunukan

Dalam penggeledahan tersebut, polisi berhasil menyita 30 kardus dokumen yang berkaitan dengan kasus ini, mencakup periode tahun 2022 hingga 2024. Dokumen-dokumen ini akan dijadikan barang bukti untuk mendalami keterlibatan pihak-pihak terkait.

Meski demikian, Dirkrimsus menegaskan bahwa sejauh ini belum ada penetapan tersangka. Pihaknya masih berada dalam tahap penyidikan.

“Sebelumnya, sekitar 30 orang sudah dimintai keterangan,” tambahnya.

Baca juga  Ditlantas Polda Kaltara bersama Bidpropam Polda Kaltara Lakukan Pemeriksaan Dokumen Kendaraan Personel di Pintu Masuk Mapolda Kaltara

Kerugian negara yang ditimbulkan dari total 47 fasilitas kredit fiktif ini diperkirakan mencapai Rp 275,2 miliar. Polda Kaltara terus mendalami kasus ini untuk mengungkap seluruh jaringan dan pelaku yang terlibat. (rdi)

Bagikan:
Berita Terkait