Melalui Konten Edukasi, Hadomi Widiasih Guru di Jembrana menjadi Pelestari Bahasa Bali

Jumat, 7 Februari 2025

Jembrana – Ni Putu Hadomi Widiasih, S. Pd. Gr, (33), seorang guru edukatif di Kabupaten Jembrana mempunyai tujuan untuk melestarikan Bahasa Bali. Selain aktif melakukan aksi sosial bersama komunitas pecinta lingkungan, kini Hadomi Widiasih dengan semangat tinggi terus mengedukasi anak didiknya melalui video konten bertemakan Belajar Bahasa Bali.

Dihubungi melalui sambungan telepone, pada Jumat Sore (7/02/2025), Ni Putu Hadomi Widiasih yang juga sebagai guru di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Dauhwaru, Jembrana, mengungkapkan ketertarikannya dalam membuat konten belajar Bahasa Bali karena merasa perihatin banyak anak-anak ketika diajak berkomunikasi memakai Bahasa Bali tidak mengerti dengan ucapan yang dimaksud. Hal tersebut menurutnya memperihatinkan, sehingga lewat konten ia rasa bisa mengedukasi siswa untuk belajar Bahasa Bali. Dalam video konten yang diunggah, ia gunakan Bahasa Bali versi Negaroa Jembrana.

Baca juga  Bang Ipat "ngampik" di Kandang Suardana

“Disekolah saya bukan guru mata pelajaran Bahasa Bali, namun besar keinginan untuk melestarikan Bahasa Bali agar tidak dilupakan oleh generasi muda Bali. Video konten bertemakan Belajar Bahasa Bali versi Negaroa diunggah di media sosial, banyak yang memberikan dukungan positif pada kolom komentar. Itu mengakibatkan makin tinggi semangat saya untuk bisa mengedukasi siswa dalam belajar bahasa Bali,” ungkapnya pada media Publika.

Baca juga  Apindo Bali Di Kunjungi Ketua Umum Apindo Pusat,Diskusi Ekonomi

Lebih lanjut Hadomi menceritakan, saat proses pembuatan video konten Bahasa Bali versi Negaroa ia lakukan bersama siswa dengan tehnik sederhana di sekolah dan prosesnya dilaksanakan pada jam istirahat supaya memastikan para siswa tidak terganggu waktu belajar di dalam kelas.

“Video konten yang saya buat menggunakan logat Negaroa. Logat Negaroa itu lucu dan unik gampang diingat oleh siswa, seperti kata sayuran kalau diucapkan dalam versi Negaroa menjadi jukut-jukuta,” ujar Hadomi sambil tertawa.

Hadomi juga guru yang pernah bertugas di daerah terpencil sebagai Guru Garis Depan (GGD) pada tahun 2017 lalu, ia mempunyai harapan agar bahasa bali tetap ajeg dan lestari.

Baca juga  Bang Ipat Getarkan Melaya, 24 Program untuk Kepentingan Rakyat

“Seharusnya anak-anak di Bali tidak malu menggunakan bahasa bali saat berkomunikasi, walaupun sekarang era moderen gunakanlah Bahasa Bali dalam aktivitas sehar-hari sehingga penggunaannya tidak dilupakan. Apalagi di bulan Februari ini memasuki peringatan Bulan Bahasa Bali, semoga peringatan kali ini bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk melestarikan budaya, tingkatkan terus kegiatan seperti nyurat aksara Bali, ngewacen aksara Bali, mekekidung Bali dan mesatwa Bali. Karena lebih sering kegiatan tersebut dilaksanakan maka Bahasa Bali kedepannya akan tetap lestari,” pungkasnya.

Bagikan:
Berita Terkait