Mengalir Darah Bali,Presiden Pertama Indonesia Soekarno

MADE

Publika.co.id.Denpasar – Bali bagaikan rumah kedua bagi presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Tak heran, di dalam diri Bung Karno mengalir darah Bali dari sang ibunda, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben. Jejak-jejak sejarah Bung Karno di Bali terekam jelas hingga kini.

Jejak itu salah satunya membekas di SD Negeri 1 Paket Agung, Buleleng. Di sana berdiri patung seorang pria memakai blangkon. Dia adalah Raden Soekemi Sosrodiharjo, ayah Bung Karno.

Sekolah ini menjadi saksi hidup kisah cinta orang tua Bung Karno. Jika saja Soekemi tak ditugaskan mengajar di sekolah itu, mungkin dia tak akan pernah bertemu dengan gadis penari dari Bale Agung, Nyoman Rai Srimben.

Raden Soekemi dulunya merupakan guru di sekolah ini sewaktu masih bernama Sekolah Rakyat (SR) 1 Singaraja. Jejak Soekemi di sekolah itu masih tersimpan rapi.

Penglingsir Bale Agung Made Hardika menuturkan Soekemi mengajar di sekolah ini pada 1891 hingga akhirnya pindah ke Surabaya, Jawa Timur (Jatim), setelah menikah dengan Nyoman Rai Srimben. Saat pindah ke sana, mereka telah dikaruniai anak perempuan bernama Raden Soekarmini, kakak Bung Karno.

Baca juga  Warga Gilimanuk Jembrana dibuat Geger” Penemuan Kotak Misterius

Soekemi diangkat menjadi guru dan ditugaskan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengajar di SR 1 Singaraja. Berbekal SK/Busluit tertanggal 10 Oktober 1891, Soekemi tiba di Buleleng melalui Pelabuhan Buleleng.

“Itu memang ada busluit. Pertama dia ditugaskan di Singaraja, berdasarkan perintah dari Pemerintah Belanda,” kata Hardika, awal Juni lalu.

Dikisahkan, benih-benih cinta di antara Soekemi muda dan Rai Srimben muda nampak ketika Soekemi kerap ikut acara-acara warga di Bale Agung. Sebagai seorang guru, Soekemi masuk dalam jajaran orang penting. Tak heran jika dia selalu dilibatkan dalam setiap pesta atau acara warga di sana.

Baca juga  Arus Bawah PPP Jembrana Tetap Solid Dukung Bang Ipat

Suatu ketika, bertepatan dengan Hari Raya Galungan, Soekemi menghadiri piodalan Pura Desa Adat Buleleng. Soekemi yang jatuh cinta akan budaya Bali, kerap sering menonton pertunjukan dan tarian Bali.

Mata Soekemi tertuju pada seorang gadis penari. Ternyata, dia adalah gadis yang pernah dilihatnya saat pertama tiba di pelabuhan. Dia adalah Rai Srimben.

“Pas selesai acara. Si Raden Soekemi rupanya kepikiran. Ditanyalah pengantarnya, siapa itu? Pengantarnya menjawab, ya itu Rai Srimben, itu cucunya Jro Mangku. Rumahnya dekat dengan pura,” kisah Hardika.

Kenangan tentang Bung Karno di Bali juga begitu melekat di benak Sukmawati Soekarnoputri, salah satu putri Bung Karno. Sukmawati sangat kerasan ketika pertama kali diajak berlibur ke Pulau Dewata oleh Bung Karno puluhan tahun silam. Ketika itu, Sukmawati dan anak-anak Bung Karno lainnya menginap di perbukitan di atas Pura Tirta Empul, Desa Manukaya, Tampaksiring, Gianyar, Bali.

Baca juga  Resmi Mendaftar Bapaslon Cagub dan Cawagub Bali 2024 dari PDIP dan Gerindra Siap Berkompetisi

Fatmawati, istri Bung Karo sekaligus ibu dari Sukmawati, turut bermalam di bangunan menyerupai gubuk itu. Sukmawati kecil sempat heran lantaran Sang Proklamator mengajak mereka sekeluarga menginap di bangunan dengan gedek beratap alang-alang.

“Kedengaran banyak tikus kalau malam. Ngapain ya presiden ngajak ke sini? Tapi, ternyata setahun kemudian sudah berdiri istana. Ya, itu lokasi Istana Kepresidenan Tampaksiring,” tuturSukmawati kepada detikBali, di Buleleng, awal Juni lalu.

Sukmawati sangat merindukan momen saat menginap dengan orang tua dan saudara-saudaranya di bukit berhawa sejuk itu. Kerinduannya menjelma menjadi renjana. Ingatan masa kecil itu pula yang membuat Sukmawati mencintai Bali dan kebudayaannya.

“Secara kejiwaan, saya suka kangen dengan Bali, terutama Istana Tampaksiring karena masa kecil kami di situ,” imbuh perempuan kelahiran 21 Oktober 1951 itu.(Redaksi)

Baca Juga

Bagikan:

Tags