PUBLIKA,MARTAPURA. – Angka pasien mabuk kecubung di RSJ Sambang Lihum berjumlah 50 pasien pada Senin (15/7).
Dari total 50 pasien, 29 diantaranya dari Banjarmasin, 3 orang dari Banjarbaru, 7 orang dari Kabupaten Banjar, 2 orang Hulu Sungai Selatan, 3 orang dari Kapuas, dan 6 orang dari Barito Kuala.
“Sebanyak 4 orang sudah dipulangkan, 9 orang rawat jalan, 2 orang meninggal dunia. Jadi total yang rawat inap saat ini ada 35 pasien,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Humas dan Informasi Sambang Lihum Budi Harmanto.
Menyikapi fenomena tersebut, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Cabang Kalimantan Selatan dr. Syaiful Fadilah, SpKJ mengakui fenomena tersebut cukup mengkhawatirkan dan perlu penanganan serius
Mengingat dalam satu minggu belakangan, ujar dr. Syaiful masyarakat Kalimantan Selatan dikejutkan orang dengan gejala gangguan jiwa berat, seperti berteriak-teriak, gaduh gelisah, mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, bicara melantur hingga berperilaku seolah berada di suatu tempat yang berbeda dengan tempat dimana pasien ini berada sebenarnya.
“Selain dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, zat yang diduga kecubung tersebut juga dapat menyebabkan gangguan fisik seperti demam, kulit kemerahan, gangguan irama jantung, penekanan pusat nafas di otak hingga menyebabkan kematian,”ucap Psikiater RS Sultan Suriansyah.
Hal yang perlu dilakukan terhadap orang yang diduga mengkonsumsi kecubung, sebut dr. Syaiful yang juga Psikiater di RSJ Sambang Lihum ini adalah pertama menjaga keselamatan orang tersebut, karena orang yang mengkonsumsi zat tersebut tidak menyadari dimana dirinya sedang berada dan kehilangan kemampuan untuk menghindari bahaya.
“Setelah itu membawa orang tersebut ke fasilitas kesehatan terdekat, yang mana jika keadaan orang tersebut cukup parah, dapat diberikan pengobatan di rumah sakit umum yang memilki fasilitas yang cukup memadai untuk penanganan kasus ini atau ke rumah sakit jiwa,” ujarnya.”Pencegahan gangguan ini merupakan hal yang sangat penting yaitu menghindari agar tidak mengkonsumsi zat yang diduga kecubung baik sengaja maupun tidak disengaja,” tambahnya.
Dan Dr. Syaiful juga mengakui berdasarkan informasi dari beberapa pasien yang dirawat, mereka mengklaim sebelumnya tidak mengkonsumsi kecubung, melainkan mengkonsumsi jenis baru pil zenit dan efeknya tidak seperti yang dialami sebelumnya.
“Oleh sebab itu menghindari obat-obat terlarang adalah hal yang penting dalam hal pencegahan, bukan saja pil koplo dan kecubung, tetapi semua obat-obatan terlarang seperti sabu, ekstasi, minuman oplosan alkohol dan sejenisnya perlu dihindari,” jelasnya.(Redaksi)