Jembrana – Kegiatan pembersihan di Rumah Jabatan Bupati (RJB) Jembrana menjadi perbincangan publik setelah muncul klaim yang menyebut adanya tindakan pengerusakan aset daerah. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembersihan ini merupakan prosedur standar dalam rangka persiapan pergantian kepemimpinan di Jembrana.
Bupati Jembrana terpilih, I Made Kembang Hartawan, menegaskan bahwa perawatan rumah jabatan dilakukan oleh Dinas PUPRPKP Jembrana berdasarkan arahan Sekretaris Daerah (Sekda) Jembrana dan telah mendapatkan persetujuan anggaran dari Bupati I Nengah Tamba serta legislatif. “Ini bukan pertama kalinya pembersihan dilakukan, sebelumnya juga dilakukan saat pergantian kepemimpinan dari Artha-Kembang ke Tamba-Ipat. Tujuannya agar fasilitas rumah jabatan tetap layak bagi bupati yang akan bertugas,” jelasnya.
Selain perbaikan fisik, pembersihan ini juga memperhatikan aspek budaya. Dalam tradisi Hindu Bali, penyucian tempat sebelum dihuni pemimpin baru adalah hal penting. Upacara penyucian rumah jabatan dijadwalkan pada 12 Februari 2025, sebagai bagian dari persiapan spiritual sebelum ditempati pemimpin baru.
Kepala Dinas PUPRPKP Jembrana, I Wayan Sudiarta, Rabu (29/1) kepada wartawan membenarkan kegiatan ini dilakukan atas izin dan koordinasi dengan pihak terkait. “Pak Sekda sebagai pengelola aset sudah meminta izin ke Pak Bupati, dan Bu Kabag Umum juga sudah mengonfirmasi. Pohon-pohon tua yang membahayakan akan ditata ulang. Ini masih tahap awal pembersihan,” ujarnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan rumah jabatan dalam kondisi kosong dengan beberapa perabotan yang usang dan taman yang kurang tertata. Hewan peliharaan milik Bupati sebelumnya juga telah dipindahkan. Dengan pembersihan ini, diharapkan rumah jabatan siap ditempati oleh bupati terpilih setelah pelantikannya pada 6 Februari 2025.
Masyarakat diminta tetap objektif dalam menyikapi informasi yang beredar, mengingat dinamika politik menjelang pergantian kepemimpinan sering dimanfaatkan untuk membangun opini tertentu. “Jangan sampai termakan hoaks, mari kita verifikasi setiap informasi sebelum mempercayainya,” pungkas Kembang. (MD)