Pengadaan Pakaian Siswa Baru Dikondisikan Sekolah,Orang Tua Sangat Resah

MADE

PUBLIKA.CO.ID.SINGARAJA ~ Sejumlah orang tua yang anaknya telah diterima pada beberapa sekolah di tahun ajaran baru ini, khususnya SMA dan SMK di Singaraja menjadi resah, sebab anak didik yang diterima tersebut diwajibkan untuk membeli pakaian sekolah yang telah dikondisikan para Kepala Sekolah.

Beberapa sekolah, baik SMA dan SMK yang membuka loket untuk pendaftaran ulang penerimaan anak didik itu juga langsung melakukan pengukuran pakaian sekolah, bahkan disalah satu SMK Negeri terkenal di Singaraja disebut-sebut orang tua harus membayar uang muka pakaian itu mencapai Rp. 500 ribu, konon total uang yang harus dibayarkan untuk pakaian itu hampir mencapai 2 juta rupiah.

“Kalau saya belum bayar, tadi disuruh bayar 500 ribu, cuma saya bawa uang 400 ribu dan tidak dibolehkan untuk membayar segitu dulu, harus 500 dan mendapatkan baju olahraga dengan training. Beberapa sudah ada yang langsung diukur,” ucap seorang ibu, Senin 8 Juli 2024 saat mendampingi putranya daftar ulang di salah satu SMK Negeri di Singaraja.

Baca juga  Perbaikan Jalan di Jembrana Gagal Terlaksana, Warga Kecewa

Hal senada diungkapkan orang tua siswa lainnya, dimana pengadaan pakaian dilakukan langsung oleh pihak sekolah yang konveksi atau pembuat pakaian itu berada di Denpasar,

Ya, memang harus beli pakaiannya di sekolah melalui koperasi sekolah yang bekerjasama dengan pembuat pakaian yang alamatnya tidak jelas,” ujarnya.

Kondisi setiap tahun ajaran baru itu juga menjadi perhatian khusus tokoh masyarakat Ketut Suartika, bahkan mantan anggota DPRD Buleleng itu sangat menyayangkan pihak sekolah bekerjasama dengan pembuat pakaian menjual lebih mahal pakaian seragam kepada siswa baru.

“Tentunya sebagai orang tua sangat-sangat keberatan dengan adanya biaya pakaian yang sangat tinggi, SMK dan SMA sampai dua juta lebih, aparat yang terkait mestinya harus mengkaji ulang, jangan sampai memberikan kepada oknum-oknum tersebut untuk mencari sebuah kesempatan untuk mencari untung kepada pihak ketiga,” tegas Suartika.

Baca juga  Arus Bawah PPP Jembrana Tetap Solid Dukung Bang Ipat

Nyok panggilan akrab Ketut Suartika juga menyoroti adanya oknum-oknum kepala sekolah maupun komite sekolah yang justru bekerjasama dengan pihak ketiga didalam pengelolaan atau menjual seragamn sekolah dengan harga melambung tinggi, bahkan disebutkan justru melibatkan konveksi dari Denpasar yang biayanya malah membengkak.

“Sangat-sangat prihatin ya dengan anak-anak didik kita orang-orang tua wali murid yang kebanyakan saat ini tidak mampu loh, kebanyakan kebanyakan tidak mampu Bagaimana untuk kita bisa meringankan beban mereka terhadap anak-anaknya yang situasi yang seperti ini yang sekarang ini adalah beban hidupnya terlalu terlalu tinggi, nyari sekolah saja sulit, terus di bebankan lagi kepada pembiayaan pakaian-pakaian anak-anak itu,” beber Nyok.

Baca juga  Pakar ITS Diundang UPMI Bali, Mantapkan Kurikulum OBE

Terhadap tingginya beban untuk orang tua anak didik baru itu, Suartika meminta aparat terkait maupun pihak pemerintah untuk melakukan kaji ulang termasuk untuk segera melakukan penindakan secara tegas dan berpihak kepada kepentingan masyarakat,”

“Mohon kepada Kadis yang membidangi, kepala dinas di Kabupaten dan Provinsi untuk memperingati sekolah-sekolah ditengah keprihatinan kepada anak-anak Didik kita jangan sampai ini dijadikan sebuah, apa namanya untuk mencari keuntungan dan harus memberdayakan pembuat pakaian local di Buleleng agar lebih murah biaya yang dikeluarkan,” bebernya.

Aktivis LSM di Buleleng ini juga berharap agar semua pihak bersama-sama memperhatikan dan membantu para UMKM local, yang tentunya akan memberikan peningkatkan perekonomian lokal dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat setempat.(IB.S)

Baca Juga

Bagikan:

Tags