Pertama Kalinya! RI Produksi Insulin Lokal Halal, Bisa Pakai BPJS

MADE

Jakarta,Publika.co.id. – Indonesia akhirnya mampu memproduksi insulin untuk diabetes pertama berbahan lokal. Walhasil, bisa diakses dengan harga 30 sampai 50 persen lebih murah ketimbang produksi impor.

PT Kalbe Farma menyebut insulin ‘Ezelin’ juga sudah mengantongi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Hasil uji klinis diklaim mendekati 100 persen.

Direktur PT Kalbe Farma Tbk Mulia Lie memastikan insulin produksi lokal mereka juga masuk dalam formularium nasional (fornas), sehingga memungkinkan untuk ditanggung jaminan kesehatan nasional (JKN) BPJS Kesehatan.

Baca juga  Efeknya Nggak Kaleng-kaleng, 5 Manfaat Bagi Tubuh Jika Rutin Minum Kopi Pahit

“Ini pertama di Indonesia yang produksi dengan tingkat kandungan dalam negeri sebanyak hampir 50 persen,” bebernya dalam konferensi pers Sabtu (24/8/2024).

“Kami sudah memasukkannya ke dalam formulasi nasional, sehingga bisa digunakan oleh BPJS,” lanjut Mulia.

Pertimbangan lain dalam produksi insulin lokal juga berkaitan dengan sertifikasi halal. Mengingat, mayoritas warga negara Indonesia beragama muslim.

Baca juga  Kalau Ingin Berumur Panjang Harus Rutin Cek Kesehatan: Kata Budi Menkes

“Sehingga produk itu bisa memenuhi kebutuhan dari pasien penyakit diabetes dan juga aman digunakan karena halal,” kata Mulia.

Adapun uji klinis sebelumnya dilakukan di Indonesia dengan sejumlah farmakolog lokal, termasuk keterlibatan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)

“Indonesia memiliki banyak anak bangsa yang pintar dan berkualitas. Yang dibutuhkan sekarang adalah mental untuk memproduksi sendiri atau tetap bergantung pada impor,” tandas Mulia dilansir detikhealth.

Baca juga  Cepatnya  Efek Halusinasi Tanaman Kecubung, Ini Penjelasan Dokter

Berdasarkan data survei kesehatan indonesia (SKI) 2023 prevalensi kasus diabetes berada di 11,7 persen. Analisis lebih lanjut Kementerian Kesehatan RI di kelompok usia lebih dari 15 tahun menunjukkan proporsi kasus diabetes paling banyak ditemukan di DKI Jakarta yakni sebanyak 3,9 persen. Sementara untuk rata-rata nasional berada di 2,2 persen.(rdk)

Baca Juga

Bagikan:

Tags