Jembrana – Program Makan Bergizi Nasional (MBN) yang telah berlangsung sejak 6 Januari 2025 di Kabupaten Jembrana, Bali, mendapat perhatian dan pemantauan dari Badan Gizi Nasional. Langkah ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan program yang tidak hanya mendukung kesehatan anak sekolah, tetapi juga memberdayakan petani lokal.
Anggota Komisi IX DPR RI, Tuti Kusuma Wardhani, bersama Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah III Badan Gizi Nasional, Kolonel Infanteri Rudi Setiawan, Rabu (15/1/2025) mengunjungi salah satu sekolah penerima manfaat, yaitu SDN 1 Banjar Tengah, Kecamatan Negara. Di sekolah tersebut, hampir 150 siswa setiap harinya menerima makanan bergizi dari program ini.
Tuti Kusuma Wardhani menyatakan dukungannya terhadap program ini. Ia menyoroti manfaat ganda yang dihasilkan, baik bagi siswa maupun para petani dan peternak lokal. “Program ini sangat luar biasa karena tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan anak-anak melalui makanan bergizi, tetapi juga menyerap hasil pertanian lokal, termasuk sayur, buah, ayam, dan telur,” ujar Tuti. Ia menambahkan bahwa pengawasan dari ahli gizi sangat penting agar manfaat program ini maksimal.
Kolonel Infanteri Rudi Setiawan menjelaskan bahwa setiap dapur yang menjalankan Program MBN didampingi oleh ahli gizi. Tugas mereka mencakup pembuatan menu bergizi yang bervariasi setiap minggunya, sehingga siswa tidak bosan dan tetap terpenuhi kebutuhan gizinya. “Tim dapur terdiri dari sukarelawan, ahli gizi, dan akuntan. Menu dirancang dengan takaran gizi yang sesuai dan berganti setiap hari untuk memastikan makanan tetap menarik dan menyehatkan,” jelas Rudi.
Saat ini, Bali memiliki tiga dapur MBN yang tersebar di Karangasem, Tabanan, dan Jembrana. Satu dapur di Jembrana melayani 15 sekolah dengan total penerima manfaat sebanyak 3.109 siswa. Namun, kebutuhan dapur tambahan masih mendesak. Untuk melayani 185 SD, 21 SMP, dan 144 TK dengan total hampir 60.000 siswa, Kabupaten Jembrana membutuhkan tambahan 20 dapur lagi. Program ini diharapkan terus berkembang, baik dari segi jangkauan maupun kualitas, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas. Selain itu, program ini menjadi salah satu langkah konkret dalam mendukung ketahanan pangan lokal melalui optimalisasi hasil pertanian dan peternakan di Bali. (Rdk)