TANA TIDUNG,Publika.co.id. – Masih dalam rangkaian Fastival Budaya Irau ke-7 Tahun 2024, Bupati Tana Tidung membuka secara resmi Festival Kuliner di lintasan lapangan RTH. H. Joesoef Abdullah, Tideng Pale, Sabtu (31/8) pagi.
Setelah dibuka, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali didampingi istri Vamelia Ibrahim, Ketua DPRD Jamhari, Dandim 0914/Tnt Letkol Inf. Abdul Rizka Fitrawan, Plt Sekda Idhamnur dan Asisten II Uus Rusmanda meninjau stand kuliner masing masing OPD, paguyuban, perusahaan dan TNI/Polri.
Tidak hanya meninjau, bupati dan istri juga menyicipi satu per satu makanan tradisional masyarakat Tana Tidung yang disajikan. Tidak hanya makanan khas Tidung dan Bulusu, tapi juga etnis lainnya seperti Banjar, Bugis, Timior dan lainnya.
Khusus makanan khas Tidung dan Bulusu sangat beragam. Ada temburung, agit, sayur daun sabai, ikan patin, asam pelado (perangat), ilui atau naol, hingga tembiluk.
Masyarakat pun antusias mengikuti festival kuliner dan makan gratis ini. Sebelum Bupati dan lainnya sampai ke stand paling akhir, kuliner tradisonal di beberapa stand dinyatakan telah habis.Meski begitu, Ibrahim Ali tetap mengapresiasi semua OPD, paguyuban, dan instansi vertikal yang telah turut menyukseskan acara dua tahunan ini.
“Terima kasih kepada semua komponen yang terlibat, mudah mudahan momen ini bisa meningkatkan motivasi kita untuk bersama sama membangun ekonomi Tana Tidung yang kita cintai, ” kata Ibrahim Ali.
Terima kasih juga disampaikan kepada OPD yang telah memfasilitasi, tidak terkecuali kepala desa, dan camat.
Dengan adanya Irau yang telah dilaksanakan sejak 21 Agustus lalu ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat Tana Tidung, utamanya ketika masyarakat dari luar Tana Tidung banyak berdatangan untujk menyaksikan pagelaran seni dan budaya hingga artis ibu kota Jakarta.
“Terutama saat Judika tampil, dengan penonton yang diperkirakan oleh BPS tembus 6000 orang,” kata Ibrahim Ali.
Terlepas dari itu, tujuan digelarnya Irau juga untuk memperkanalkan adat istiadat Tana Tidung yang tak kalah dengan daerah lain, dan harus dilestarikan. (Rdk)
Editor: Made Wahyu