TANJUNG SELOR,Publika.co.id– Salat hajat adalah salah satu salat sunah yang dilakukan muslim untuk memohon suatu keinginan kepada Allah SWT, agar diberikan kemudahan, solusi, atau petunjuk dalam menghadapi masalah maupun hajat tertentu. Simak niat, tata cara hingga doa setelah salat hajat.
Muslim bisa mengerjakan salat hajat kapan saja, baik siang maupun malam. Jumlah rakaat salat hajat minimal dua rakaat, dan maksimal 12 rakaat, yang dilakukan dengan dua rakaat satu salam.
Salat Hajat
Dilansir laman Kemenag, muslim dianjurkan mengerjakan salat hajat saat mempunyai keinginan tertentu atau sedang mencari solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi. Salat hajat merupakan bentuk ikhtiar spiritual yang dapat dilakukan untuk memohon pertolongan dan kemudahan dari Allah SWT.
Seorang hamba memohon pertolongan dan kemudahan dalam menghadapi berbagai masalah bisa dengan mengerjakan salat hajat. Melaksanakan salat hajat dengan ikhlas dan penuh harap dengan harapan Allah SWT mengabulkan hajat dan keinginan hamba-Nya.
1. Niat
Sebelum melaksanakan salat hajat, niat adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi. Niat salat ini dapat diucapkan dalam hati maupun lisan. Berikut niat salat hajat untuk memulai salat.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Latin: Ushallî sunnatal ḫâjati rak’ataini adâ’an lillâhi ta’âlâ.
Artinya: Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.
2. Tata Cara
Tata cara salat hajat tidak jauh berbeda dengan salat sunah pada umumnya. Perbedaan utama terletak pada niat dan doanya. Adapun cara melaksanakan salat hajat untuk memohon agar terkabulnya hajat adalah sebagai berikut.
Membaca niat salat hajat.
Membaca surah Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan membaca surah-surah pendek. Dianjurkan membaca surah Al-Ikhlas dan ayat kursi.
Setelah selesai salat, dianjurkan membaca salawat dan doa.
3. Doa Setelah Salat Hajat
Setelah salat hajat, muslim bisa membaca doa-doa dan salawat. Berikut doa-doa dan salawat yang bisa dibaca untuk melengkapi salat hajat agar kemungkinan terkabulnya doa semakin besar.
سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Latin: Subḫânal-ladzî labisal-‘izza wa qâla bihi. Subḫânal-ladzî ta’aththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subḫâna dzil-‘izzi wal-kirami, subḫâna dzith-thauli as’aluka bimu’âqidil-‘izzi min ‘arsyika wa muntahar-raḫmati min kitâbika wa bismikal-a’dhami wa jaddikal-a’la wa kalimâtikat-tâmmâtil-‘âmmâtil-latî lâ yujâwizuhunna birrun wa lâ fâjirun an tushalliya ‘ala sayyidinâ Muḫammadin wa ‘ala âli sayyidinâ Muḫammadin.
Arab: Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana.
Muslim juga dianjurkan membaca doa Rasulullah SAW setelah menyelesaikan salat hajat. Doa Nabi Muhammad SAW ini sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Latin: Lâ ilaha illallâhul-ḫalîmul-karîmu, lâ ilaha illallâhul-‘aliyyul-adhîmu subḫânallâhi rabbil-‘arsyil-‘adhîmi wal-ḫamdulillâhi rabbil-‘alamîna.
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.
Kemudian lanjutkan dengan membaca doa Rasulullah SAW riwayat Imam At-Tirmidzi sebagai berikut. Doa ini dibaca ketika memiliki hajat dan sangat ingin hajat tersebut dikabulkan Allah SWT.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Latin: Allâḫumma innî as’aluka mûjibâti raḫmatika, wa ‘azâ’ima maghfiratika, wal-ghanîmata min kulli birrin, was-salâmata min kulli itsmin lâ tada’ lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman illâ farrajtahu, wa lâ ḫâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ yâ arḫamar-râḫimîna.
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.
Setelah semua doa-doa tersebut dipanjatkan, muslim bisa membaca doa-doa yang berisi keinginan dan hajat dengan ikhlas dan tetap menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Doa khusus memohon kepada Allah SWT agar urusan atau hajat dikabulkan. (MD)