Denpasar,Publika.co.id.– Ada saja tingkah warga negara asing (WNA) yang tinggal di Bali, hingga mereka berurusan dengan hukum. Terbaru, ada yang terlibat prostitusi, ada pula yang tak mau bayar setelah makan di restoran.
Adapun dua turis asing yang terlibat prostitusi itu yakni JN (34) dan SA (48). Mereka merupakan WN Uganda.
Mereka ditangkap petugas imigrasi di kawasan Kuta dan Seminyak, Badung, Bali, Jumat (16/8/2024). Mereka diciduk karena diduga menjual diri kepada pria hidung belang.
“Ada dugaan pelanggaran izin tinggal yang dilakukan oleh dua orang tersebut terkait dengan prostitusi,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Suhendra, dalam keterangannya, Senin (19/8/2024).
Suhendra mengatakan JN dan SA kini menjalani pemeriksaan keimigrasian dan dugaan prostitusi tersebut.
Penangkapan JN dan SA berawal saat petugas imigrasi berpatroli di dua wilayah itu. Petugas menemui dan memeriksa dokumen izin tinggal terhadap beberapa warga asing di delapan titik di wilayah itu selama sepekan.
Suhendra mengatakan keramaian warga asing terkonsentrasi di delapan titik itu. Dari sejumlah warga asing yang ditemui, ada SA dan JN yang diduga melakukan praktik prostitusi.
“Operasi penertiban orang asing seperti ini terus kami lakukan secara rutin sebagai langkah preventif atau cegah dini pelanggaran yang dilakukan orang asing serta untuk menjaga iklim pariwisata Bali tetap kondusif,” katanya.
Habis Makan Tak Mau Bayar
Ulah warga negara asing juga terjadi di Nusa Penida, Klungkung, Bali. Enam bule tak mau bayar setelah selesai makan di salah satu restoran di sana.
Aksi mereka viral di media sosial. Bahkan, enam bule pria itu mengancam akan memviralkan kualitas jelek makanan di restoran itu.
Video yang diambil dari CCTV restoran itu juga terlihat salah satu warga negara asing (WNA) celingukan sebelum sengaja mencampurkan cocktail dengan air.
Pemilik restoran yang ada di kawasan wisata Diamond Beach, Desa Pejukutan, Nusa Penida, Jero Kadek Susiani, mengatakan awalnya wisatawan itu datang biasa saja ke restorannya dengan memesan makanan dan minuman pada Minggu pukul 21.00 Wita. Bahkan, mereka dua kali memesan minuman dan langsung diberikan oleh pegawai restoran.
“Setelah makan dan minuman habis, mereka malah komplain dengan mengatakan makanan tidak enak, minuman juga tidak enak, dan ujung-ujungnya tidak mau bayar,” kata Jero Kadek Susiani yang akrab dipanggil Jero kepada wartawan Senin.
Jero menyebut enam bule itu mengancam memviralkan dan membuat review jelek di Google agar tidak ada wisatawan lagi datang berbelanja di sana.
“Kalau di awal mereka komplain makanan atau minuman jelek, kami akan ganti atau menggratiskan makanan, tapi ini makanan sudah habis. Bahkan, ada minuman yang dicampur air katanya tidak enak, untungnya ada di CCTV,” sebutnya.
Jero menjelaskan setelah diancam akan dilaporkan ke pecalang Desa Pejukutan dan Polsek Nusa Penida, akhirnya mereka mau membayar. Namun, turis asing itu tetap ngotot akan memviralkan karena kualitas makanan restoran itu jelek.
“Mereka makan Rp 1,2 juta. Sayangnya kami tidak tahu asal WNA karena setelah bayar langsung pergi,” pungkasnya.
Sementara Kapolsek Nusa Penida Kompol Ida Bagus Putra Sumerta mengatakan kepolisian mengatensi peristiwa tersebut. “Laporan memang tidak ada, tapi kami tetap antensi agar tidak ada kejadian serupa terulang. Khusus yang di Golden Restoran yang ada di kawasan Diamond Beach sudah klir,” jelas Sumerta.
Sumerta meminta bagi pemilik restoran dan hotel agar tetap menempatkan kamera pemantau CCTV. Tujuannya agar jika peristiwa serupa bisa terdeteksi dan kepolisian bertindak cepat artikel detikbali.