Jakarta,publika.co.id.- PT Kayan Hydro Energy (PT KHE) telah berinvestasi dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade. Perusahaan menyatakan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak yang mempunyai kesiapan dan pengalaman di bidang investasi PLTA.
Hal ini diungkapkan setelah pertemuan bisnis dengan beberapa perusahaan energi terkemuka Jepang di Tokyo, Jepang. Acara ini digelar dalam rangka menyambut Pertemuan Tingkat Menteri Asia Zero Emission Community (AZEC) ke-2 dan dipimpin oleh Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.
Setelah pertemuan yang difasilitasi oleh Duta Besar Indonesia, PT KHE menggelar pertemuan bisnis tersendiri dengan para eksekutif perusahaan energi Jepang. PT KHE menjelaskan perkembangan terbaru dari proyek PLTA Kayan Cascade.
Dalam pertemuan tersebut, PT KHE mendapatkan hasil positif dan akan ditindaklanjuti. Direktur Utama PT KHE, Andrew Sebastian Suryali menyatakan bahwa perusahaan siap menjalin kemitraan setara dengan perusahaan dari mana pun.
“Kami sangat optimis dengan peluang ini. PT KHE siap mengerjakan projek ini untuk mewujudkan PLTA Kayan Cascade sebagai motor penggerak energi hijau di Indonesia,” ungkap Andrew dalam keterangannya, Rabu (14/8/2024).
PLTA Kayan Cascade dirancang untuk membangun serangkaian pembangkit listrik tenaga air di sepanjang Daerah Aliran Sungai Kayan, Kalimantan Utara. Dengan kapasitas total mencapai 9000 MW dan perkiraan biaya US$ 17,8 miliar, proyek ini diproyeksikan dapat menghasilkan 36 Terawatt-hour listrik per tahun.
Proyek itu juga dinilai akan memberi kontribusi signifikan dalam menurunkan biaya listrik nasional.Direktur Operasional PT KHE, Sapta Nugraha menambahkan, proyek ini sudah berjalan dan pembangunan infrastruktur telah mencapai tahap yang signifikan.
“Konstruksi sudah berjalan dengan baik, dan kami terus memastikan bahwa proyek PLTA Kayan Cascade ini berjalan sesuai rencana,” jelas Sapta.
Proyek PLTA Kayan Cascade tidak hanya mendukung inisiatif AZEC yang menekankan keberlanjutan dan teknologi hijau, tetapi juga memperkuat komitmen Indonesia terhadap transisi energi ramah lingkungan.
“Kami percaya bahwa proyek ini akan mempercepat transisi Indonesia menuju energi hijau dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional,” ujar Andrew.
Sebagai informasi, pertemuan yang berlangsung pada 18 Juli 2024 tersebut dihadiri oleh eksekutif dari delapan perusahaan energi besar Jepang, termasuk J-Power, Sojitz Corporation, dan Marubeni Corporation artikel detikfinace.