PUBLIKA DENPASAR- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat 69 kejadian bencana selama seminggu terakhir akibat cuaca ekstrem di Bali. Dari kejadian tersebut, empat korban meninggal dunia, sementara kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 934 juta. Pohon tumbang, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur menjadi sorotan utama, menyebabkan BPBD Bali mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi lintas instansi dalam penanganan bencana.
Duka dan kerugian melanda Bali dalam seminggu terakhir akibat cuaca ekstrem yang memicu sebanyak 69 kejadian bencana. BPBD Bali mencatat bahwa empat orang meninggal dunia dan enam orang lainnya mengalami luka-luka, sementara kerugian materi mencapai Rp 934 juta. Kejadian pohon tumbang menjadi penyebab terbesar korban jiwa, dengan 40 kejadian terjadi di berbagai kabupaten di Bali.
Sekretaris BPBD Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, mengungkapkan bahwa selain pohon tumbang, tanah longsor juga menjadi ancaman serius dengan 19 titik kejadian di tiga kabupaten. Meskipun tidak ada korban jiwa akibat tanah longsor, kerugian materi ditaksir mencapai Rp 283 juta. Infrastruktur juga mengalami kerusakan akibat tembok jebol, atap rumah roboh, dan senderan jebol, menambah daftar kerugian yang harus diatasi.
Banjir, gangguan fasilitas umum, dan rusaknya jaringan listrik serta internet turut menyulitkan kondisi Bali dalam menghadapi bencana tersebut. BPBD Bali memberikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan waspada terhadap potensi bencana yang dapat dipicu oleh cuaca ekstrem, seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Koordinasi lintas instansi pun ditekankan sebagai kunci dalam penanganan bencana, dengan melibatkan berbagai pihak termasuk PLN, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, TNI/Polri, dan instansi terkait lainnya. Semoga dengan sinergi dan kesadaran bersama, Bali dapat mengatasi bencana ini dan mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang Ujarnya.(MD)