PUBLIKA.CO.ID.JEMBRANA– Desa Palasari adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Negara, Bali .Jarak tempuh kurang lebih 25 menit dari pelabuhan Gilimanuk. Sepanjang perjalanan masih terdapat hutan yang membuat Palasari menjadi indah dan nyaman untuk beristirahat ataupun berwisata rohani. Banyak kegiatan Rohani yang telah di lakukan di Desa Palasari ini, baik itu berskala daerah maupun nasional. Mayoritas penduduk asli desa palasari ini menganut agama Katolik. Upacara keagamaannya pun masih menggunakan tradisi bali. Di Desa Palasari ini terdapat 3 objek wisata yang sering dikunjungi yaitu Gereja Hati Kudus Yesus Palasari, Gua Maria Palasari dan Bendungan Palasari.
GEREJA HATI KUDUS YESUS PALASARI
Sejarah Gereja Palasari berawal pada tahun 1940an, dimana Pater Simon Buis, SVD. bersama puluhan kepala keluarga yang berasal dari Tuka dan gumbrih, membuka sebuah hutan Pala di suatu lokasi dekat bukit, yang diberi nama Palasari (sekarang disebut Palasari Lama). Palasari lama pindah tempat ke sebelah utara sungai Sanghyang. Tempat inilah yang sekarang kita sebut Palasari.
Disini Pater simon Buis membangun desa “Model Dorf ” yaitu desa berbudaya Bali namun tetap bernuansa Katolik. Tahun 1955 bukit disebelah timur Gereja sementara diratakan dan kemudian dibangunlah sebuah Gereja. Gereja yang kokoh, perpaduan arsitecture Belanda dan Bali memberikan nuansa tersendiri bagi umat Katolik Bali. Gereja Palasari ini diresmikan oleh Pastor Simon Bois pada 15 September 1940. Pastor inilah yang mengenalkan agama Katolik pertama kalinya di daerah Bali barat (Palasari).
Arsitektur Gereja Palasari sangat kental akan unsur Balinya. Keunikan bangunan Gereja Palasari adalah bangunan Gereja inkulturatif yang memadukan arsitektur ghotik dengan Bali. Walaupun Gereja Palasari ini memiliki usia yang sangat tua namun kondisi dan keadaan dalam gedung masih sangat terlihat modern. Pada pintu masuk halaman terdapat seperti gapura yang pada umumnya terdapat di pura – pura (tempat ibadah umat Hindu) atau di pintu masuk rumah – rumah masyarakat Bali pada umumnya. Halaman Gereja Palasari yang banyak ditumbuhi pohon cemara dengan beberapa pembatas halaman gedung Gereja yang terdapat sedikit ukir ukiran Bali.
Di dalam Gereja, setelah pintu masuk, Anda bisa melihat foto – foto lawas yang menunjukkan sejarah pembangunan Gereja Palasari seperti foto lawas romo – romo Eropa yang memulai karir misi di daerah Palasari dan juga memulai pembangunan Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Palasari. Bagian dalam Gereja mulai dari patung, tabernakel, altar, salib, 14 ukiran jalan salib, semuanya tersentuh budaya Bali. Seperti terlihat pada patung Bunda Maria dan Yesus di sisi kanan dan kiri altar terdapat payung (tedung) yang kebanyakan dipakai oleh orang Bali atau adat Bali.
GUA MARIA PALASARI
Gua Maria ‘ Palinggih Ida Kaniaka Maria’ Palasari dibangun pertama kali pada tahun 1962 di Banjar Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali yang lokasinya pada saat itu bersebelahan dengan Kepala Susteran OSF Palasari. Karena beberapa pertimbangan pada tanggal 13 Desember 1983 dipindahkan ke lokasi Monumen Pastor Simon Buis.
Palinggih Ida Kaniaka Maria dalam bahasa Indonesia yang berarti tempat suci bagi Bunda Maria ini diberkati oleh Bapa Uskup Denpasar Mgr. Vitalis Djebarus, SVD ( alm ), lebih lanjut Bapa Uskup Mgr. DR. Benyamin Yosep Bria, PR (alm). Semenjak tahun 2000, Palinggih Ida Kaniaka Maria Palasari banyak dikunjungi peziarah local, domestic, dan mancanegara.
Maka Pastor Paroki pada saat itu yaitu Rm. Laurensius Maryono. Pr, merasa terpanggil untuk mengadakan renovasi atau pemugaran Gua Maria, maka sekarang Palinggih Ida Kaniaka Maria sedang dalam masa renovasi atau pemugaran Gua Maria dan sedang ditambahkan areal khusus stasi Jalan Salib yang bisa digunakan oleh para peziarah yang ingin berdoa. Sepanjang Sepanjang perjalan menuju tempat ziarah Gua Maria ‘Palinggih Ida Kaniaka Maria’ Palasari, anda akan menikmati pemandangan yang nyaman dan asri.
BENDUNGAN PALASARI
Pembangunan Bendungan palasari dimulai sekitar tahun 1986 dengan total luasnya mencapai 100 hektar. Di bendungan ini, kini banyak dijumpai berbagai jenis ikan seperti ikan mujair, ikan nila, gurame, lele, kaper, udang dan masih banyak lagi jenis ikan air tawar. Selain berfungsi sebagai penampung air hujan dan pengendali banjir, Bendungan Palasari juga dimanfaatkan untuk menarik para wisatawan atau dengan kata lain sebagai tempat wisata alternatif di Kawasan Jembrana.
Para wisatawan yang berkunjung atau berwisata ke Bendungan ini tidak hanya sekedar menikmati pemandangan saja, namun bagi para wisatawan yang mempunyai hobi motor cross dan off road dapat menyalurkan hobinya di daerah sekitar Bendungan, karena di area Bendungan ini terdapat area motor cross dan off road. Disamping itu, Anda juga bisa menyewa sampan untuk mengelilingi keseluruhan perairan Bendungan Palasari ini. (IB.S)