Publika Denpasar – Dugaan ancaman terhadap seorang investor asing kembali mencuat di Bali. Kali ini, pengusaha asal India, J.K. Reddy, melaporkan sebuah kiriman mencurigakan ke Polda Bali. Paket berisi dokumen perusahaan yang diselipkan sebatang rokok itu membuatnya merasa tidak aman.
Reddy menerima kiriman tersebut pada Jumat (20/6/2025) siang di kantornya yang berlokasi di Pertokoan Duta Wijaya, Renon, Denpasar. Pengiriman dilakukan melalui ojek online, dengan nama pengirim tercatat sebagai Kumar Abhishek—mantan rekan bisnis Reddy yang kini sedang dalam konflik kepemilikan perusahaan.
“Ini bukan soal rokoknya, tapi konteks dan momennya. Hanya satu batang, bukan satu bungkus, dan itu diselipkan di antara dokumen penting. Klien kami melihat ini sebagai potensi jebakan,” jelas kuasa hukum Reddy, Benyamin Seran, SH, saat memberikan keterangan pada Minggu (22/6/2025).
Rokok tersebut ditemukan oleh manajer operasional dan seorang petugas keamanan sebelum dokumen disampaikan ke Reddy. Keduanya memilih tidak menyerahkan langsung karena khawatir akan dampaknya. Mereka kemudian memutuskan untuk melapor ke polisi.
Pemeriksaan awal oleh pihak kepolisian menunjukkan rokok itu tidak mengandung ganja. Namun, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan melalui uji laboratorium forensik.
Ketegangan antara Reddy dan Abhishek memang sudah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dijadwalkan digelar pada 27 Juni, dengan agenda pembubaran perusahaan yang sebelumnya mereka dirikan bersama.
“Dalam tiga bulan terakhir, pengirim juga mengirimkan pesan-pesan melalui email dan WhatsApp yang membuat klien kami merasa terganggu. Bahkan ada wacana dia ingin menjual saham, padahal belum pernah menyetor modal tambahan,” ujar Benyamin.
Sementara itu, Kumar Abhishek mengakui bahwa dirinya yang mengirim dokumen tersebut. Namun, ia membantah keras dugaan bahwa ada niat mencelakai atau mengintimidasi.
“Itu barang lama, saya pernah minta orang pintar dari Jawa doakan usaha dan keluarga. Isinya bunga, kemenyan, dan sebatang rokok. Dulu disuruh simpan di brankas, tapi saya taruh saja di dokumen. Saya lupa masih ada saat dokumen itu saya kirim. Sama sekali tidak ada niat jahat,” jelas Kumar.
Menurutnya, hubungan mereka dulu cukup baik meskipun kini tak lagi sejalan dalam urusan bisnis. “Saya juga punya keluarga, sama seperti dia. Tidak ada manfaatnya saya mencelakai siapa pun,” tambahnya.
Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki laporan tersebut dan belum memberikan keterangan resmi lebih lanjut.(Rdi)