BANDA ACEH, PUBLIKA.CO.ID – Kontingen Kaltara berhasil meraih medali perunggu tambahan dari cabang olahraga (cabor) soft tennis pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Medali perunggu tersebut berhasil diraih oleh pasangan ganda campuran soft tennis asal Kaltara yaitu Fadilah Khoerul Anam dan Nuurul Hudaa Wasiilah.
Manajer Soft Tennis Kaltara, Fajar Derwanto mengungkapkan bahwa pasangan ganda campuran asal Kaltara berhasil meraih medali perunggu setelah mengalami kegagalan masuk babak final. Dalam pertandingan semifinal, pasangan tersebut harus menghadapi Febyaro Ribby Santara dan Anis Ananta dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Sayangnya, mereka harus mengakui keunggulan lawan dengan skor telak 5-0 dalam pertandingan tersebut.
“Pasangan ganda campuran soft tenis, yaitu Fadilah Khoerul Anam dan Nuurul Hudaa Wasiilah, telah berusaha dengan maksimal dalam pertandingan mereka. Meski begitu, mereka tetap belum mampu mengatasi tekanan dari lawan-lawan mereka di beberapa pertandingan,” kata Fajar, Minggu (15/9).
Sebelumnya, pasangan ganda campuran soft tenis Kaltara, Fadilah Khoerul Anam dan Nuurul Hudaa Wasiilah belum pernah menghadapi pasangan ganda campuran Febyaro Ribby Santara serta Anis Ananta.
“Di babak kualifikasi (BK) PON mereka tidak satu tim,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Soft Tennis Indonesia (PESTI) Kaltara, Wiyono Adie menyambut baik hasil yang dicapai pasangan ganda campuran soft tenis Kaltara, Fadilah Khoerul Anam dan Nuurul Hudaa Wasiilah di PON XXI, karena hasilnya sudah melampaui ekspektasi. “Saya sangat bangga pada atlet yang telah menunjukkan performa terbaiknya di lapangan,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak awal ia mengaku sudah mengukur kemampuan atlet soft tenis Kaltara, sebagai provinsi baru yang harus bersaing dengan lawan yang sudah memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak.
“Kami tidak memberikan target medali, tetapi prestasi yang dicapai oleh mereka justru melebihi ekspektasi,” bebernya.
Meski demikian, ia menilai perlu adanya evaluasi yang harus dilakukan untuk menyiapkan diri menghadapi PON selanjutnya. Langkah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas para atlet untuk mencapai target.
“Evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh pada seluruh cabang olahraga, karena ada cabor yang mempunyai target tetapi pada kenyataannya tidak dapat mencapainya,” pungkasnya. (rdk)