PUBLIKA.CO.ID, MALANG – Alfin Syafiq Ananta (17), remaja asal Karangploso, Kabupaten Malang yang dikeroyok pesilat hingga koma meninggal dunia. Korban meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit sejak sepekan lalu.
“Benar, korban meninggal dunia pagi tadi. Pukul 07.00 WIB,” ujar Kapolsek Karangploso AKP Moch Sochib saat dikonfirmasi, Kamis (12/9/2024).
Menurut Sochib, jenazah korban telah dimakamkan oleh keluarganya di TPU Desa Ngenep, Karangploso, Kabupaten Malang, siang tadi. “korban sudah dimakamkan,” ungkap Sochib.
Sebelumnya, seorang remaja berinisial ASA (17) asal Ngenep, Karangploso, Kabupaten Malang jadi korban pengeroyokan. Akibatnya, korban koma dan dirawat di RS Tentara dr Soepraoen, Kota Malang.
Kapolsek Karangploso AKP Moch Sochib mengatakan korban dikeroyok Jumat (6/9/2024), malam. Menurutnya, korban koma karena luka yang dialami cukup parah.
“Korban masih mengalami koma, dirujuk ke RST Soepraoen dari RS Prasetya Husada. Karena ada sejumlah organ dalam yang mengalami kerusakan, akibat dugaan penganiayaan,” ujar Sochib kepada media Senin (9/9/2024).
Sochib mengatakan pihaknya telah mengamankan 8 orang yang diduga pelaku pengeroyokan. Mirisnya beberapa pelaku masih di bawah umur.
Dari delapan orang yang diamankan, lima merupakan anak di bawah umur. Mereka PIA (15), MAS (17) RH (14), VM (16), dan HQN (16) mereka asal Kecamatan Karangploso. Sementara tiga orang lain adalah Ragil (19), warga Ngenep, Karangploso, lalu Iman (25) dan Nurrochman (27), warga Kota Batu.
Sochib menjelaskan pengeroyokan berawal saat korban mengunggah atribut perguruan silat di status di aplikasi WhatsApp (WA). Hal itu kemudian diketahui oleh salah satu pelaku yang merupakan pesilat dan meminta klarifikasi kepada korban dilansir detikjatim.
Saat diklarifikasi, korban menegaskan bahwa dirinya memang warga perguruan silat dengan atribut yang dikenakan. Tapi, setelah dikroscek kembali, ternyata korban bukan merupakan warga perguruan silat tersebut. Para pelaku pun langsung mengeroyok dengan brutal hingga korban koma.