Polisi Juga Rakyat Mereka:Menghapus Jarak antara Seragam dan Hati

Jumat, 29 Agustus 2025

PUBLIKA TANJUNG SELOR-Dalam berbagai momen aksi demonstrasi atau kerusuhan, seringkali kita menyaksikan ketegangan antara massa dan aparat keamanan, terutama polisi. Tidak jarang pula terjadi kecaman dan cibiran bagi kepolisian yang berdiri di garis depan menjaga ketertiban. Namun, sudahkah kita menyadari bahwa di balik seragam yang mereka kenakan, terdapat manusia normal dengan kehidupan, perasaan, dan tanggung jawab yang sama seperti kita semua?

Menganggap polisi sebagai musuh atau pembela pejabat semata adalah sebuah penyederhanaan yang tidak adil. Polisi adalah bagian dari masyarakat, warga negara yang juga menjunjung tinggi nilai keadilan dan kedamaian. Mereka memiliki keluarga yang menanti di rumah, anak-anak yang tumbuh dan perlu membimbing, serta orang tua yang harus dihormati. Di balik wajah mereka yang terlihat tegas, tersimpan hati yang rapuh dan penuh harapan.

Tidak bisa dipungkiri, hari-hari mereka di lapangan bukanlah hasil dari kemauan atau pilihan pribadi yang sewenang-wenang, melainkan suatu kewajiban yang harus dipenuhi demi menjaga stabilitas dan ketertiban nasional. Seragam yang mereka kenakan bukan simbol pembatas nurani, melainkan tugas yang harus dijalankan sesuai aturan dan hukum yang berlaku.

Baca juga  Pihak Kadis PUPRKP Kaltara Membantah jadi Tersangka, Akui Pernah Dimintai Keterangan sebagai Saksi Kasus Koperasi Pegawai di Nunukan

Ketika ada demonstrasi, polisi hadir bukan untuk melawan rakyat, melainkan untuk memastikan masa aksi berjalan kondusif tanpa kekerasan yang dapat merugikan semua pihak. Mereka berada di sana demi menjaga keamanan orang-orang yang berdemonstrasi sendiri, juga masyarakat sekitar yang beraktivitas.

Seringkali muncul kesalahpahaman antara peran polisi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Keduanya memang sama-sama aparat negara, namun memiliki fungsi dan tugas yang berbeda. Polisi berperan sebagai penegak hukum sipil yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta pelayanan publik. Sedangkan TNI bertugas menjaga kedaulatan negara dari ancaman luar.

Ketika ada demonstrasi, polisi menjadi garda depan karena tugas mereka adalah mengamankan jalannya aksi dan mencegah segala bentuk anarkisme. Hal ini bukan berarti polisi menjadi lawan dari rakyat, melainkan mereka menjalankan tugas sesuai amanat. Karena itu, tidak tepat menyamakan polisi dengan TNI dalam konteks pengamanan aksi massa.

Baca juga  DPRD Setujui RPJMD Bulungan 2025 – 2029, Bupati Bulungan Ucapkan Terimakasih

Ironisnya, saat polisi menjadi korban kekerasan dalam tugasnya, seringkali tidak ada yang bersuara atau mengutuk kejadian tersebut. Padahal, polisi juga manusia yang memiliki hak atas keselamatan dan perlindungan. Dalam ruang publik, ada kecenderungan untuk terlalu memojokkan sisi negatif polisi tanpa melihat sisi kemanusiaan mereka.

Polisi jangan dipandang sebagai entitas yang terpisah dari masyarakat, tetapi sebagai rekan yang sama-sama menginginkan masyarakat yang aman, damai, dan berjalan dengan tertib. Menghargai polisi berarti menghargai usaha menjaga ketertiban bersama.

Untuk membangun hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan aparat kepolisian, diperlukan sikap empati dan pemahaman lebih dalam. Kita sebagai rakyat biasa juga harus bisa menempatkan diri pada posisi polisi yang sedang bertugas — menanggung tekanan dan risiko yang tidak sedikit demi keamanan kita semua.

Demonstrasi adalah wujud kebebasan berekspresi yang dijamin oleh negara, tetapi untuk menjaga agar kebebasan itu tidak berubah menjadi anarki, pengamanan dari polisi dirasa sangat penting. Jangan sampai seragam yang dikenakan membuat kita lupa bahwa di baliknya ada manusia yang ingin melakukan tugasnya dengan baik.

Baca juga  Gubernur Kaltara Dorong Pemuda Jadi Pelopor Inovasi

Pada akhirnya, seragam polisi bukanlah penghalang antara mereka dan rakyat, melainkan penanda tanggung jawab yang diemban. Mari kita hilangkan stigma negatif dan prasangka yang bisa memecah persatuan. Daripada membenci polisi saat bertugas, lebih baik kita mendukung dan mengapresiasi mereka sebagai garda keamanan yang juga merupakan bagian dari kita semua.

Kita perlu mengingat bahwa polisi juga punya mimpi, keluarga, dan harapan yang sama seperti kita. Jangan biarkan seragam yang mereka kenakan menjadi penghalang untuk melihat kemanusiaan mereka. Dengan rasa saling menghargai dan pengertian, terciptalah ikatan yang kuat antara rakyat dan polisi, untuk mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan berkeadilan.

Penulis: I Made Wahyu Rahadia

Bagikan:
Berita Terkait