Pusat Data Nasional Diserang Ransomware Sudah Ketahuan,Ini Biang Keroknya

Selasa, 9 Juli 2024

PUBLIKA.CO.ID.JAKARTA – Pemerintah mulai membuka informasi hasil forensik serangan ransomware Pusat Data Nasional Sementara 2. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto mengklaim pihaknya telah mengetahui sumber kesalahan tersebut.

“Kemudian dariri hasil Forensik pun kami sudah bisa mengetahui bahwa siapa user yang selalu menggunakan password-nya dan akhirnya terjadi permasalahan-permasalahan yang sangat serius ini,” kata Hadi usai rakor penggantian PDNS 2 di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Baca juga  Investigasi Kematian PPDS Undip, dr ARL Dipalak Rp 20-40 Juta/Bulan

“Kata Hadi,Namun ia tak memerinci lebih lanjut soal siapa

user dan password yang dimaksud. Pihaknya mengimbau untuk menggunakan passoword dengan hati-hati.

Pihak BSSN akan melakukan monitor lebih lanjut. Dia menambahkan penegakan hukum terkait serangan oleh BSSN dengan mengikuti peraturan yang berlaku.

“Dan oleh sebab itu penegakan Hukum oleh BSS nantinya, oleh aparat itu bisa dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata dia.

Baca juga  Bripda Rahmat Polisi Gorontalo, Aniaya Nakes Puskesmas Divonis 1 Tahun Penjara

“Hadi juga menjelaskan soal rakor yang dilakukannya bersama beberapa pihak, termasuk Menkominfo dan kepala BSSN. Dalam rapat tersebut disebutkan semua layanan publik akan kembali pulih bulan Juli ini.

“Rapat juga membahas terkait sejumlah backup daya yang dilakukan. Salah satunya adalah cold site di Batam, yang akan menjadi hot site bagi layanan yang bersifat strategis.

“Semua tenant juga harus melakukan backup. Begitu pula para pemilik data center yang akan memiliki cadangan.

Baca juga  Cak Imin Terpilih Jadi Ketum PKB Periode 2024-2029

“Terakhir, backup lain akan disiapkan dalam cloud cadangan. Ini akan bersifat zonasi dengan data yang bersifat umum dan statistik akan berada di dalamnya.

“Kemudian juga akan kita backup dengan cloud cadangan. Cloud cadangan ini secara zonasi. jadi nanti data data yang sifatnya umum, kemudian data-data yang memang seperti statistik dan lain sebagainya itu akan disimpan di cloud,” ujar Hadi.(IB.S)

Bagikan:
Berita Terkait