Santri di Kampar Dianiaya 10 Kakak Kelas, Korban Memar Otak dan Trauma Berat

Kamis, 5 September 2024

Pekanbaru,Publika.co.id – Seorang santri pondok pesantren di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, berinisial FA, alami depresi serta trauma berat karena penganiayaan yang dilakukan sejumlah kakak kelas. Korban sempat beberapa hari diopname di rumah sakit dengan diagnosis memar otak.

Ibu korban, SO, menyebut kejadian perundungan ini telah dilaporkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau pada 5 Agustus 2024. Penyelidikan dilakukan dengan meminta keterangan saksi dan terduga pelaku.

SO menceritakan, penganiayaan santri ini terjadi pada 31 Juli 2024. Anaknya yang duduk di kelas 2 Madrasah Tsaniwiyah sebelum kejadian bermain tirai jendela dalam kelas.

Baca juga  Akan Tambah Kapasitas,Jadi 32 Juta Penumpang Bandara di Bali

Korban dihardik kakak kelasnya yang melintas di depan kelas. Korban keluar dari kelas menuju masjid untuk melaksanakan salat Zuhur berjemaah.

Tak lama kemudian, terduga pelaku berinisial R masuk dan menendang korban. Korban lari keluar masjid selanjutnya didatangi sekitar 10 orang kakak kelasnya.

“Mereka menggertak dan menyatakan kalau kurang senang,” kata ibu korban, Rabu siang, 4 Agustus 2024.

Belum sempat menjawab, tiba-tiba terduga pelaku A memukul kepala korban hingga korban jatuh ke lantai. Perundungan berlanjut dan diduga dilakukan bersama-sama oleh kakak kelas lainnya.

“Di situlah kepala anak saya diinjak-injak,” kata ibu korban.

Baca juga  Debat Publik Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltara yang berlangsung di Jakarta berlangsung aman,” kata Wakaopsda Mantap Praja Kayan 2024 Kombes Pol. Sarly Sollu, S.I.K, M.H,.

Akibat penganiayaan itu, korban dirawat selama 3 hari di rumah sakit di Pekanbaru. Serangkaian pemeriksaan medis dilakukan dan dokter mendiagnosis otak korban mengalami memar.

“Dampak dari itu anak saya trauma dan depresi berat hingga terganggu kejiwaannya karena berhalusinasi ingin menyakiti diri sendiri,” ungkap ibu korban.

Dibawa ke Psikiater

Ibu korban berkonsultasi dengan Unit Pelayanan Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Kampar. Korban diarahkan diperiksa ke psikiater untuk mengetahui kondisi kejiwaannya.

“Katanya kalau terlambat akan buruk dampaknya, kami melakukan pemeriksaan di RSJ Tampan,” tuturnya. 

Baca juga  Penyebab Bunuh Diri Di Bali, Tertinggi di Indonesia.

Ibu korban berharap para terduga pelaku segera ditangkap setelah membuat laporan ke Polda Riau. Ibu korban juga meminta perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia yang dipimpin Kak Seto. 

“Pas Kak Seto datang ke Pekanbaru anak saya lagi di rumah sakit, harapan saya pelakunya segera ditangkap dan oknum-oknum di belakangnya juga diproses,” tegasnya 

Terpisah, Kasubdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau AKBP Sepuh Siregar mengatakan perkara dugaan penganiayaan tersebut masih penyelidikan. Sejumlah pihak sudah diminta keterangan dilansir liputan6. (Rdk)

Bagikan:
Berita Terkait