Pontianak,Publika.co.id. – Nasib tragis menimpa bocah bernama Ahmad Nizam Alfahri (6) usai mayatnya ditemukan dalam karung di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Ahmad Nizam ternyata dibunuh oleh ibu tirinya, Iftahurrahmah (24) yang menolak kehadiran korban dalam rumah tangganya.
Korban tewas setelah dianiaya ibu tiri di rumahnya, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Selasa (20/8/2024). Polisi mengungkap bocah tersebut kerap dianiaya sejak pelaku menikah dengan ayah kandung korban.
“Pelaku merupakan ibu tiri korban, dan sudah menikah dengan ayah korban selama 3 tahun,” kata Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Raden Petit Wijaya kepada wartawan, Jumat (23/8).
Petit menjelaskan, pelaku sudah mulai menunjukkan penolakan terhadap korban sejak pernikahannya. Pelaku ogah mengurus korban yang bukan anak kandungnya.
“Dari pengakuan pelaku saat sebelum menikah pernah bilang kepada suaminya kalau tidak mau mengurus anak yang bukan darah dagingnya,” tuturnya.
Suami pelaku sempat menjanjikan bahwa korban akan dirawat asisten rumah tangga. Namun janji ayah kandung korban terhadap pelaku tidak kunjung terealisasi.
“Dan oleh suaminya dijanjikan akan dicarikan asisten rumah tangga namun hingga kejadian tersebut asisten rumah tangga belum ada,” ungkap Petit.
Petit menuturkan, situasi itu diduga membuat pelaku kesal hingga kerap menganiaya korban. Puncaknya sebelum korban meninggal, pelaku dilarang masuk rumah hingga tidak diberi makan seharian pada Senin (19/8).
Perbuatan pelaku tanpa sepengetahuan ayah kandung korban karena sedang bekerja di Kabupaten Sintang. Keesokan harinya, pelaku mengizinkan korban masuk rumah dalam kondisi lemas pada Selasa (20/8).
“Saat melihat korban berjalan dalam keadaan lemas dan sempoyongan, pelaku tidak sabar dan mendorong korban di depan kamar mandi, hingga korban terjatuh dan kepala korban terbentur ubin lantai kamar mandi,” papar Petit.
Petit menjelaskan, kekerasan itu ternyata membuat kondisi kesehatan korban terus menurun hingga mengalami sesak napas. Pelaku sempat memberikan napas bantuan kepada korban yang tidak sadarkan diri, namun upayanya gagal.
“Pelaku mendapati korban sudah tidak bernapas lagi. Sesaat kemudian pelaku melakukan pengecekan pada jantung korban dan benar bahwa detak jantung korban telah berhenti,” jelasnya.
Pelaku yang panik kemudian menyeret mayat korban ke halaman belakang rumah. Petit mengatakan, pelaku hendak menyembunyikan kematian korban dengan membungkus mayatnya menggunakan plastik dan karung.
“Pelaku langsung membungkus tubuh korban dengan beberapa plastik dan kemudian memasukkan tubuh korban ke dalam karung yang sudah dipersiapkan, serta menyeret dan mendorong tubuh korban ke dalam celah antara dinding rumah pelaku dan tetangga,” paparnya.
Ibu Tiri Rekayasa Anak Diculik OTK
Sebelum ditemukan, korban dikira diculik orang tidak dikenal (OTK). Hal ini setelah ayah kandung korban yang baru pulang kerja dari Sintang tidak mendapati korban di rumah yang selama ini tinggal bersama pelaku.
Dugaan korban diculik ternyata kasus yang sengaja direkayasa oleh pelaku. Namun pengakuan pelaku itu membuat suaminya yang juga ayah kandung korban percaya hingga melapor ke Mapolda Kalbar.
“Pelaku beralibi bahwa korban sudah diberikan kedua orang laki-laki yang disuruh oleh ayah korban untuk menjemput korban,” ujar Petit.
Namun dugaan penculikan itu tidak bisa dibuktikan polisi karena tidak adanya bukti. Singkat cerita, ayah korban curiga mencium bau menyengat di dalam rumah. Mayat korban yang disembunyikan dalam karung pun ditemukan pada Kamis (22/8) sekitar pukul 19.05 WIB.
“Korban mengalami kekerasan dan penelantaran oleh ibu tirinya yang menyebabkan meninggal dunia kemudian dibungkus menggunakan plastik dan karung dilansir detiksulsel,” tuturnya.
Editor: Made Wahyu