PUBLIKA TANJUNG SELOR-Penampilan anggota dan simpatisan Kerukunan Keluarga Sulawesi Utara (KKSU), berhasil memukau pengunjung dan penonton Benuatu Fest 2024, yang digelar Senin(23/10) kemarin, di Hutan Kota Bunda Hayati, Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara.
Melalui gerak tari dan lagu yang ditampilkan atraktif dan menarik pada festival tahunan tersebut. Warga Sulut yang telah menetap di Kaltara, seakan menceritakan dan menggambarkan budaya warga Sulut yang selalu bersyukur dan menjunjung tinggi nilai kekeluarga dan persaudaraan dimanapun mereka berada dan menetap.
Hal ini terlihat dengan jelas saat mereka mengawali pengelaran budaya dengan lagu Opo Wananatase, dilanjutkan dengan tari Kabasaran, tari Si Patokan, Poco-Poco dan ditutup tari Masamper yang mengajak penonton maupun pejabat yang hadir, menyatu dan menari bersama dengan penuh suka cita dan rasa persaudaraan.
Karena dilakukan dengan kegembiraan dengan rasa bangga dan kecintaan akan budaya Sulawesi Utara, terik matahari siang itu, tidak menjadi halangan ataupun hambatan bagi ibu-ibu dengan pakaian kebayanya, bapak-bapak dengan baju Kabasaran yang berat, serta muda mudi dan orang tua yang menyanyi dan menari bersama saat itu.
Diakhir pageleran, panitia Benuanta Fest 2024 memberikan sertifikat sebagai ungkapan terima kasih dan bukti keikutsertaan KKSU yang diserahkan secara langsung oleh Kadis Pariwisata Provinsi Kalimantan Utara, Dr Njau Anau.
Ditempat yang sama, Ketua KKSU Kaltara, Daniel Mawuntu mewakili warga yang terdiri dari berbagai suku dan etnis, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kaltara yang telah memberikan kesempatan kepada KKSU untuk tampil pada kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun tersebut. “Atas nama warga KKSU Kaltara, yang terdiri dari suku Minahasa, Sangihe, Talaud maupun Mongondow.
Daniel mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Provinsi yang telah mempercayai dan mengakui keberadaan KKSU di Kalimanta Utara,” ungkap Mawuntu penuh sukacita. Selanjutnya ia mengatakan, melalui kegiatan pagelaran seni dan budaya ini pula, secara tidak langsung dampaknya sangat berarti dalam wadah yang dipimpinnya tersebut.
“Meskipun waktu persiapan sangat mepet, dengan adanya kegiatan ini, kami warga KKSU yang terdirii dari berbagai suku dan etnis di Sulawesi Utara. Semakin kompak tanpa melihat kami berasal dari suku mana. Karena kami sangat menjunjung nilai persaudara dan toleransi antar sesama anggota,” sebutnya dengan rasa bangga, karna warga Sulawesi Utara sangat terkenal dengan slogannya “Torang Samua Basudara” dan “Si Tou Timou Tumou Tou.” (Rdk)