JEMBRANA – Munculnya komentar yang “meremehkan” kesenian Jegog di media sosial, memicu reaksi para seniman Jegog di Jembrana. Sejumlah seniman Jegog merasa kecewa terlebih komentar tersebut dilontarkan dari akun terkait politik.
Salah satu pelaku Jegog di Mendoyo Dauh Tukad, I Ketut Monoartha, Senin (18/11/2024) mengatakan sangat merasa terpukul oleh komentar yang tidak bertanggung jawab terkait Jegog. Ia membaca komentar bahwa “Jegog sudah tidak ada faidahnya, untuk apa dipertahankan”, adalah sangat tidak bertanggungjawab.
“Kami seniman paling tidak senang, politik jangan sampai seperti itu (komentar). Siapapun yang bicara dibalik layar itu tindakan yang tidak bertanggungjawab. Tidak menghargai leluhur, ” ujarnya kecewa.
Sesepuh Sekaa Jegog Tingklik Giri Swara Mendoyo Dauh Tukad ini sepakat akan merapatkan bersama dengan sesepuh dan seniman Jegog yang lain untuk mengambil sikap. Terkait apa yang mereka lakukan selama ini untuk melestarikan seni tradisi Jembrana, akan terus dilakukan meski diremehkan. Menurutnya saat ini tercatat ada 141 Sekaa tingklik dan 82 sekaa Jegog.
Jegog sudah tercatat sebagai
Warisan Budaya Tak Benda dan menjadi kesenian khas Jembrana. Komentar tak bertanggung jawab itu sangat menyakitkan para seniman Jegog.
Sebelumnya ramai di medsos, terkait komentar yang tidak bertanggungjawab terkait dengan Jegog. Yang menjadi perhatian, akun yang memberikan komentar tersebut menggunakan nama kontestan hajatan politik di Jembrana. (Rdk)