PUBLIKA.CO.ID TANJUNG SELOR, – Kiprah dan eksistensi anak muda di dunia politik menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan. Keberadaan generasi milineal sampai generasi Z tersebut, dianggap mampu memberi warna tersendiri dalam kancah perpolitikan di Indonesia, baik di tingkat nasional sampai daerah.
Pada Rabu malam (11/9), Jaringan Pemuda Bulungan menggelar diskusi publik dengan tema “Waktunya Anak Muda Melek Politik”. Selain menghadirkan Rektor Universitas Kaltara, Didi Ardiansyah dari kalangan akademis, peserta diskusi juga langsung mendengarkan pemikiran dan pandangan dari praktisi politik yang sekarang duduk di kursi eksekutif dan legislatif dan Pemkab Bulungan.
Dan Narasumber pertama adalah Bupati Bulungan, Syarwani. Pria yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Kalimantan Utara, telah berkecimpung di dunia politik hampir separuh hidupnya.
Pada saat berusia 25 tahun, Syarwani sudah mewakili anak muda di deretan legislator DPRD Bulungan. Namanya tidak pernah absen dan pernah menduduki Kursi Ketua DPRD Bulungan. Sebelum terpilih menjadi Bupati Bulungan periode 2020 – 2024, Syarwani juga berhasil duduk di kursi Anggota DPRD Kaltara periode 2019 – 2024.
Narasumber selanjutnya adalah Andika Masharafi, pria kelahiran 1996 ini merupakan Anggota DPRD Bulungan periode 2024 – 2029 termuda. Bersama Partai Golkar, Andika berhasil melenggang duduk di kursi parlemen Bulungan dari dapil II – Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kecamatan Tanjung Palas Timur dan Kecamatan Bunyu
Hadirnya tiga narasumber membuat ratusan peserta diskusi antusias. Terbangun komunikasi dua arah selama diskusi berlangsung. Para peserta juga diberikan kesempatan panjang untuk menyampaikan pertanyaan dan mengungkapkan pandangan mereka.
Dalam pemaparannya, Bupati Bulungan, Syarwani menekankan pentingnya anak muda untuk melek politik. Dirinya menyampaikan bahwa politik menyangkut masa depan yang harus diperjuangkan. Mengingat para pemuda lah yang akan mengalami dampak kebijakan politik dalam jangka waktu panjang.
“Mengapa generasi muda perlu belajar politik? Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun kebijakan yang tidak diputuskan dengan keputusan politik,” tegas Syarwani
Syarwani memberi contoh bahwa kebijakan untuk harga garam sekalipun sangat membutuhkan keputusan politik di dalamnya.
“Ingat,jangan pernah kita ragu, Jangan pernah kita apatis. kalau sekarang apatis, jangan sampai kita dipolitiki,” ujar Syarwani.
Pemuda harus memahami politik untuk membela kepentingan mereka sendiri. Mengingat keputusan pemerintah tentang pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan langsung memengaruhi kualitas hidup pemuda itu sendiri ke depan ya.
“untuk masa depan yang lebih terjaga, yah emang harus melek politik. Jangan ragu untuk ikut dalam lingkarannya,” tegasnya.
Ia sekaligus menepis tudingan soal politik yang kerap dianggap sebagai instrumen yang kotor dan hanya berisi huru hara semata.
Syarwani berpesan bahwa politik sejatinya siasat dan strategi yang mampu membawa kemanfaatkan dan kemaslahatan.
Rektor Universitas Kaltara, Didi Adriansyah mengungkapkan bahwa belajar untuk masuk dalam dunia politik bukan dosa. Besarnya potensi pemuda seyogianya sejalan dengan dorongan dan peran pemuda untuk mengambil porsi besar dalam dunia perpolitikan, baik skala nasional maupun lokal.
“Tantangan ke depan adalah tantangan digitalisasi dan politik lekat dengan hal tersebut. Pemuda punya peluang besar dan ada potensi yang harus diambil dan dimanfatkan,”kata dia.
Didi sendiri memberi apresiasi atas keterlibatan anak muda yang sudah cukup massif dalam dunia politik di Bulungan.
Menurutnya sudah sekitar 40 persen porsi pemuda Bulungan mengambil peran dalam dunia perpolitikan dan sebaiknya hal tersebut terus didorong.
“Sebenarnya sudah sangat bagus perlembangan anak muda di Bulungan. Ada 40 persen yang setidaknya terlibat dengan dunia politik, kalau bisa selanjutnya bisa 60 persen,” ujarnya.
Masharafi mengakui bahwa peran pemuda dalam dunia politik sangat dibutuhkan. Sebagai salah satu anggota DPRD termuda di Bulungan, Andika mengakui adanya keterbatasan ruang selama ini untuk mengakses instrumen-instrumen perpolitikan di daerah. Hal itu juga yang kemudian melatar belakangi dirinya mengambil langkah berani untuk terjun ke dunia politik.
“Yang bisa menentukan kebijakan adalah kita yang dekat dengan lingkaran politik. Mari kita sama-sama menerobos keterbatasan agar pemuda bisa menunaikan tanggung jawab moral dan mensejahterakan masyarakat,” ucapnya.
Ia pun menegaskan agar pemuda sekarang jangan hanya menonton orang mebuat kebijakan, namun ikut andil meramu kebijakan. (Rdk)